Calon Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi bertekad menjadikan Kabupaten Sumenep sebagai pusat pengembangan ekonomi kreatif
SUMENEP-Calon Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi bertekad menjadikan Kabupaten Sumenep sebagai pusat pengembangan ekonomi kreatif mengingat potensi kaum muda di Kota Bumi Sumekar ini sangat besar. Pusat pengembangan ekonomi kreatif ini juga sebagai wadah bagi entrepreneur (pengusaha) pemula untuk mengasah kualitasnya sehingga kelak bisa menjadi calon pewirausaha yang unggul. "Basic saya pengusaha. Jadi, saya paham betul bagaimana mengcreat para muda-mudi Sumenep menjadi enterpreuner," ujar Calon Wakil Bupati pasangan nomor Urut 1 ini.
Menurutnya, membangun usaha itu tidak harus mengandalkan modal yang besar. Yang terpenting memiliki semangat dan komitmen yang kuat berwirausaha. Jiwa entrepreuner ini yang harus dikembangkan. "Jangan takut gagal. Saya kira, banyak kisah tentang orang-orang sukses yang membangun usaha mulai dari nol,” jelasnya.
Dilihat dari segi demografi, terang Fauzi, penduduk usia muda Indonesia sangat besar, yaitu mencapai 43 persen. Jumlah ini merupakan suatu nilai tambah ekonomi yang penting karena kreativitas sangat dekat dengan kaum muda. “Di Kabupaten Sumenep sendiri, jumlah anak muda atau usia produktif sekitar 600.000 orang. Ini salah satu potensi ekonomi yang kalau digarap serius bisa memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional,” ujarnya.
Mengutip ucapan Bung Karno “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” Fauzi mengaku potensi anak muda Sumenep sangat dasyat yang bisa menjadi andalan jika diberdayakan secara maksimal.
Para pemuda dengan industri kreatif merupakan salah satu pilar dalam membangun ekonomi nasional, karena mampu menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing di era globalisasi, sekaligus menyejahterakan masyarakat.
Apalagi, saat ini, tuturnya tren ekonomi kreatif sangat kuat di kalangan anak muda. Produk design, mulai dari buku hingga baju dll, terus berkembang ke mana-mana. Sayangnya, hasil kreatif mereka masih dipasarkan .
Sayangnya, hasil kreatif mereka masih dipasarkan dengan cara sederhana. Misalnya melalui internet, media sosial, hingga dari mulut ke mulut. “Yang perlu dilakukan kedepan ini, bagaimana membuka pasar hasil keratifitas anak muda ini. Kita akan wadahi pelaku usaha ekonomi kreatif ini. Jadi, perlu kolaborasi antara pemerintah dengan pelaku industri kreatif agar hasil produknya tidak mubazir,” tuturnya.
Fauzi yakin, produk ekonomi kreatif ini menjadi kekuatan ekonomi baru di Indonesia. Hal ini tidaklah berlebihan mengingat Indonesia memiliki ratusan suku bangsa atau etnis yang masing-masing memiliki budaya tinggi.Potensi itu dapat menjadi modal bagi pengembangan kegiatan ekonomi kreatif. “Di Sumenep ini, banyak sekali potensi ekonomi kreatif yang bisa digali. Kita punya panorama pantai yang indah, panorama bawah tanah dan panorama bawah laut. Kita juga punya peninggalan sejarah berupa keraton, museum keraton dan makam raja-raja Islam. Serta kekayaan seni budaya keterampilan tangan rakyatnya berupa seni batik, seni ukir, makanan dan jamu tradisonal. Inilah potensi ekonomi kreatif yang bisa diandalkan. Insya Allah, kalau diberi amanah, kami akan mengembangkan semua potensi yang ada,” ucapnya.
Berdasarkan Data Kementrian Perindustrian (Kemenperin), perkembangan ekonomi kreatif menunjukkan gambaran yang positif, di mana sektor ini tumbuh 5,76 persen atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,74 persen, dengan nilai tambah sebesar Rp 641,8 triliun atau 7 persen dari PDB nasional.
Dari sisi tenaga kerja, sektor ini mampu menyerap 11,8 juta tenaga kerja atau 10,7 persen dari angkatan kerja nasional, diikuti dengan jumlah unit usaha mencapai angka 5,4 juta unit atau 9,7 persen dari total unit usaha. Sementara itu, aktivitas ekspor industri ini pun baik, yakni mencapai Rp118 triliun atau 5,7 persen dari total ekspor nasional.
Menurutnya, membangun usaha itu tidak harus mengandalkan modal yang besar. Yang terpenting memiliki semangat dan komitmen yang kuat berwirausaha. Jiwa entrepreuner ini yang harus dikembangkan. "Jangan takut gagal. Saya kira, banyak kisah tentang orang-orang sukses yang membangun usaha mulai dari nol,” jelasnya.
Dilihat dari segi demografi, terang Fauzi, penduduk usia muda Indonesia sangat besar, yaitu mencapai 43 persen. Jumlah ini merupakan suatu nilai tambah ekonomi yang penting karena kreativitas sangat dekat dengan kaum muda. “Di Kabupaten Sumenep sendiri, jumlah anak muda atau usia produktif sekitar 600.000 orang. Ini salah satu potensi ekonomi yang kalau digarap serius bisa memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional,” ujarnya.
Mengutip ucapan Bung Karno “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” Fauzi mengaku potensi anak muda Sumenep sangat dasyat yang bisa menjadi andalan jika diberdayakan secara maksimal.
Para pemuda dengan industri kreatif merupakan salah satu pilar dalam membangun ekonomi nasional, karena mampu menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing di era globalisasi, sekaligus menyejahterakan masyarakat.
Apalagi, saat ini, tuturnya tren ekonomi kreatif sangat kuat di kalangan anak muda. Produk design, mulai dari buku hingga baju dll, terus berkembang ke mana-mana. Sayangnya, hasil kreatif mereka masih dipasarkan .
Sayangnya, hasil kreatif mereka masih dipasarkan dengan cara sederhana. Misalnya melalui internet, media sosial, hingga dari mulut ke mulut. “Yang perlu dilakukan kedepan ini, bagaimana membuka pasar hasil keratifitas anak muda ini. Kita akan wadahi pelaku usaha ekonomi kreatif ini. Jadi, perlu kolaborasi antara pemerintah dengan pelaku industri kreatif agar hasil produknya tidak mubazir,” tuturnya.
Fauzi yakin, produk ekonomi kreatif ini menjadi kekuatan ekonomi baru di Indonesia. Hal ini tidaklah berlebihan mengingat Indonesia memiliki ratusan suku bangsa atau etnis yang masing-masing memiliki budaya tinggi.Potensi itu dapat menjadi modal bagi pengembangan kegiatan ekonomi kreatif. “Di Sumenep ini, banyak sekali potensi ekonomi kreatif yang bisa digali. Kita punya panorama pantai yang indah, panorama bawah tanah dan panorama bawah laut. Kita juga punya peninggalan sejarah berupa keraton, museum keraton dan makam raja-raja Islam. Serta kekayaan seni budaya keterampilan tangan rakyatnya berupa seni batik, seni ukir, makanan dan jamu tradisonal. Inilah potensi ekonomi kreatif yang bisa diandalkan. Insya Allah, kalau diberi amanah, kami akan mengembangkan semua potensi yang ada,” ucapnya.
Berdasarkan Data Kementrian Perindustrian (Kemenperin), perkembangan ekonomi kreatif menunjukkan gambaran yang positif, di mana sektor ini tumbuh 5,76 persen atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,74 persen, dengan nilai tambah sebesar Rp 641,8 triliun atau 7 persen dari PDB nasional.
Dari sisi tenaga kerja, sektor ini mampu menyerap 11,8 juta tenaga kerja atau 10,7 persen dari angkatan kerja nasional, diikuti dengan jumlah unit usaha mencapai angka 5,4 juta unit atau 9,7 persen dari total unit usaha. Sementara itu, aktivitas ekspor industri ini pun baik, yakni mencapai Rp118 triliun atau 5,7 persen dari total ekspor nasional.
Tidak ada komentar