Ra’as Hari Raya Bergetar


Senang dan bahagia hampir dirasakan oleh semua umat islam sedunia disaat tiba hari kemenangan(hari raya idul fitri), tak terkecuali umat islam di pulau Ra’as yang berdaerah di madura. Masyarakat Ra’as mempunyai suatu budaya yang mungkin tak di punyai oleh daerah lain, apalagi di daerah kota bisa dipastikan tidak ada budaya seperti di pulau Ra’as.
Lengcelengan(petasan) adalah budaya turun-temurun bagi para remaja Ra’as yang mempunyai tunangan apabila hari raya idul fitri akan mengunjungi rumah mertuanya tak luput dari melepas puluhan lengcelengan didepan rumah mertuaya untuk menandakan bahwa menantunya datang. Menurut Sama’un ketua RT banlendur “kebiasaan lengcelengan rowa mulai lambek, bile entara ka matthowa kaanggui anande’eki ce’ mantona deteng” (kebiasaan lengcelengan itu sudah sejak dulu, apabila mau mengunjungi mertua sebagai tanda menantunya datang.red).
            Lengcelengan dalam bahasa indonesia disebut petasan yang mana lengcelengan tersebuat mepunyai ukurang yang begitu besar bahkan ada yang sampai berukuran paha orang dewasa bahannya terbuat dari kertar semacam kardus semen, koran dll.
            Banyak dari kalangan muda yang bertunangan merasa kurang puas dikala hari raya idul fitri mau mengunjungi mertuanya tanpa melepas lengcelengan. “tak poas mon tak akibe lengcelengan kamattowa” (tidak puas jika mengunjungi mertuan tanpa lengcelengan. red) kata misnayu anak umur sekitar 17 tahun dengan santai sepulang dari rumah mertuanya.
            Menariknya lagi bukan hanya dari seorang menantu yang mempersiapkan lengcelengan tapi dari pihak mertua-pun tak kalah saing untuk menyambut sang menantu dengan melepas lengcelangan pula. ABD. Rasik bapak dari dua anak perempuan yang mempunyai satu menantu bercerita kepada kami “engkok asadiye keyah lengcelengan kaanggui alayani kadetenganna manto” (saya juga menyediakan lengcelengan untuk menyambut kedatangan menantu.red) sambil memperlihatkan sisa lengcelengan-nya yang sudah di lepas.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.