Pendidikan Politik Untuk Masyarakat, Perlukah?

Kegiatan pemilu hanya menjadi salah satu dari sekian banyak contoh kegiatan pendidikan politik yang sering kali diikuti oleh sebagian masyarakat usia 17 tahun atau sudah menikah. Mereka menggunakan hak pilihnya untuk memilih seorang pemimpin daerah, wakil rakyat maupun presiden secara bebas dan bertanggung jawab. Dengan demikian, sangat diperlukan untuk memberikan pendidikan politik bagi masyarakat secar umum dan para pemilih pemula secara khusus agar dapat memilih pemimpin maupun wakil rakyat secara cerdas dan kritis sehingga dapat menghasilkaan pemimpin yang cerdas pula. Melalui pendidikan politik, diharapkaan masyarakat dapat mengenal dan mamahami nilai-nilai dalam sistem politik agar mereka dapat berpartisipasi.

Secara umum pendidikan politik merupakan proses perencanaan nilai politik yang dilakukan secara sengaja dan terencana, baik yang bersifat formal maupun informal secara terus menerus daari generasi ke generasi aagar masyarakat mempunyai  pengetahuan, sikap dan keterampilan politik.

Seperti halnya dalam pemilukada 2017 di Tasikmalaya yang dapat dijadikan pembelajaran politik oleh masyarakat sehingga sudah barang tentu masyarakat tidak akaan salah dalam memilih pemimpin.  Pembelajaran politik atau pendidikan poltik menjadikan masyarakat idealis dengan berfikir cerdas dan kritis dan tidak lagi bersikap pragmatis yang selalu memikirkan kesenagan sesaat. Sehingga pemimpin yang dipilih memang pemimpin yang selalu berpikir dan bekerja untuk kepentingan masyarakat bukan unutuk kepentingan golongan maupun pribadi.

Seperti yang disinggung sebelumnya bahwa pendidikan politik menjadi sangat urgen terutama bagi para pemilih pemula. Paara pemilih pemula ini diberi pendidikan politik agaar dapat memilih secara cerdas dan kritis sehingga bisa menghasilkan pemimpin cerdas dan bebas korupsi. Disampaikan pula bahwa memberikan pendidikan kepada pemilih pemula adalah suatu yang penting agar pemilih pemula tidak diekploitasi oleh kelompok tertentu. Pendidikan politik sebagai bagian dari sosialisasi politik menjadi kebutuha dasar bagi pemilih pemula. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui seminar-seminar, penyuluhan atau bahkan lewat media-media sosial, seperti Facebook.


Tujuan pendidikan politik meliputi yakni membangun pengetahuan politik masyarakat, membangun karakter masyarakat atau warga negara, seperti bersikap kritis, terbuka, jujur dan rasional, serta membangun kecakapan masyarakat. Melalui pendidikan politik, masyarakat diperkenalkan mengenai hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pendidikan politik juga dapat dikatakan sebagai sarana untuk membentuk jiwa nasionalis masyarakat. Hal ini dikarenakan pada dasarnya pendidikan politik tidak melulu mengenai penyuluhan-penyuluhan tentang pemilihan umum (pemilu) tetapi juga diberikan materi yang bersifat wajib yakni Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dari dua materi wajib ini diharapkan masyarakat semakin mempunyai rasa nasionalisme dan bangga menjadi bagian dari Indonesia.

2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.