Perjuangan Nabi Muhammad Saw dan Sahabat Menghadapi Masyarakat Mekah
Perjuangan
adalah berusaha untuk menggapai sesuatu yang di dambakan, sesuatu yang di
dambakan berarti merukan hal yang postif, hal yang positif berarti merupakan
hal yang baik, hal yang baik insya Allah bernilai pahala. Jadi pada hakekatnya
sebuah perjuangan merupakan langkah kita untuk menggapai suatu pahala disisi
Allah Swt.
Dalam
dunia ini tidak mungkin orang yang mengalami sebuah kesuksesan tanpa diawali
dengan yang namanya perjuangan. dalam perjuangan tersebut juga terdapat
berbagai macam hambatan-hambatan yang malang melintang. Semakin sering
mengalami berbagai masalah maka semakin kuat pula kita.Hidup ini memang tidak
mungkin lepas dari perjuangan, untuk akherat juga perlu dengan perjuangan.
Rasulullah
Saw sendiri yag merupakan kekasih Allah Swt juga berjuang untuk mengajarkan
agama tauhid. Apabila dibandinngkan perjuangan beliau dengan perjuangan kita.
Rasanya tidak ada apa-apanya dengan perjuangan Nabi muhammad Saw.
Tiga tahun
lamanya, Nabi Muhammad saw. berdakwah secara sembunyi sembunyi. Hasilnya, lebih
kurang 40 orang menganut agama Islam. Mereka menjadi pengikut Nabi Muhammad
yang setia dan rela mempertaruhkan harta benda, bahkan nyawa mereka untuk
menegakkan dan membela agama Allah. Akhirnya, turunlah ayat yang memerintahkan
Nabi agar menyampaikan dakwah secara terang-terangan kepada segenap lapisan
masyarakat.
Mula-mula,
yang diserunya kaum kerabatnya dari Bani Hasyim. Disampaikan oleh beliau kepada
mereka apa yang diperintahkan Allah Swt. Akan tetapi, mereka membangkang dan
marah kepada Nabi. Demikian pula keadaan ketika Nabi menyampaikannya kepada
kaum Quraisy lainnya. Mereka menyambut dengan ejekan dan cemoohan. Abu jahal
dan paman Nabi Muhammad Saw sendiri, Abu Lahab, adalah pemimpin dan gembong
Quraisy yang sekuat daya menentang dan berusaha mematahkan agama Islam.
Agama yang
dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. tidak langsung diterima olehmasyarakat. Oleh
karena itu, dalam mendakwahkan ajaran Islam, sangat hati-hati dan
yangdiutamakan adalah para sahabat dan keluarga terdekatnya terlebih dahulu.
Orang-orang Quraisy menolak agama Islam disebabkan beberapa hal.
Pertama, ajaran-ajarannya bertentangan
dengan kepercayaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka turun temurun.
Kedua, dengan diterimanya agama Islam,
kedudukan mereka yang tinggi selama ini akan jatuh merosot.
Ketiga, keuntungan yang mereka peroleh dari
perdagangan patung dan lainnya akan luput dari tangan mereka. Tidaklah heran
kalau mereka itu menentang Islam dan merintanginya secara mati-matian.
Mula-mula,
mereka meminta kepada Abu Thalib agar melarang keponakannya menyiarkan agama
itu. Karena usaha Abu Thalib tidak berhasil, mereka pun menggunakan kekerasan
di luar batas perikemanusiaan, baik terhadap sahabat-sahabat Nabi maupun terhadap
diri Nabi Muhammad saw.
Berbagai
macam siksaan mereka lakukan kepada Nabi.Ia pernah dilempari dengan batu dan
najis, dipukul dan diludahi mukanya, bahkan ada yang hendak mencekik lehernya.
Sahabat-sahabat Nabi pun tak luput dari siksaan. Sewaktu Umayya ibnu Khalaf
mengetahui bahwa budak hitamnya yang bernama Bilal ibnu Rabah masuk Islam, ia
sangat marah. Bilal disiksa tanpa diberi makan dan minum.
Kemudian,
Bilal ditelentangkan di pasir yang panas. Dadanya ditindih dengan batu sehingga
dia sukar untuk bergerak. Sebagai muslim yang taat, Bilal tetap tabah dan tidak
goyah imannya kepada Allah Swt.
Namun,
akhirnya Abu Bakar menyelamatkan dan membebaskan Bilal dari siksaan Umayya.
Bilal dibeli dan dimerdekakan oleh Abu Bakar Setelah kekerasan yang dilakukan
oleh orang-orang Quraisy tidak berhasil, mereka mengatur siasat lain, yaitu
mendekati dan membujuk Nabi Muhammad.
Mereka
mengirim utusan kepada Nabi dan menawarkan apa yang diingininya, seperti harta,
pangkat, kedudukan, bahkan wanita-wanita cantik untuk jadi isterinya. Semua
ditolak oleh Nabi, bahkan kepada pamannya, Abu Thalib,Nabi mengatakan :
“Demi Allah, wahai Pamanku!
Seandainya mereka letakkan bulan di tangan kiriku dan matahari di tangan
kananku dengan maksud agar aku menghentikan tugasku, aku tidaklah akan
meninggalkannya, sampai usahaku berhasil atau aku binasa karenanya.”
Setelah
bujukan-bujukan gagal, orang-orang Quraisy kembali melakukan kekerasan kepada
kaum Muslimin. Itulah sebabnya, Nabi menyuruh mereka hijrah ke Habsyi
(Ethiopia) sampai dua kali untuk menyelamatkan diri. Nabi sendiri bersama
sahabat-sahabatnya yang lain tetap menjalankan tugas di Mekah sekalipun
mengalami berbagai kesulitan. Usaha orang-orang Quraisy selalu kandas. Bahkan
sebaliknnya, agama Islam semakin berkembang.
Mereka pun
semakin marah dan mengambil tindakan yang lebih kejam. Mereka membuat
perjanjian sepihak bahwa seluruh kaum kerabat Nabi dari Bani Hasyim dan Bani
Muthallib, baik yang telah menganut Islam maupun yang belum, kecuali Abu Lahab,
diboikot dan diasingkan. Tidak seorang pun dibolehkan mengadakan hubungan
dengan mereka, baik untuk berjual beli, memberi bantuan maupun melakukan
perkawinan.
Perjanjian
itu mereka tulis di atas sahifah atau plakat, lalu mereka gantungkan di Kakbah.
Mereka bersumpah tidak akan mencabut sebelum Nabi Muhammad Saw diserahkan ke
tangan mereka. Akan tetapi, Muhammad Saw tidak juga diserahkan. Akibatnya,
mereka terpaksa disingkirkan ke lembah-lembah dan hidup dari pucuk-pucuk dan
urat-urat kayu.
Tiga tahun
lamanya kaum Muslimin menderita akibat perjanjian sahifah itu. Akhirnya,
datanglah pertolongan Allah Swt. Pemuka-pemuka Quraisy merasa kasihan dan tidak
sampai hati melihat penderitaan kaum Muslimin hingga pengasingan itu mereka
batalkan. (viva.co.id/REY)
Tidak ada komentar